Kamis, 28 November 2013

malam minggu II



“Selamat Ulang tahun ya sayang, I Love You”, kata seorang cowok pada kekasihnya sambil memberikan bingkisan manis dengan suasana Candlelight dinner yang dipersiapkan khusus untuk sang cewek. Kecupan sayang mendarat manis di dahi si cewek. It’s so romantic, isn’t it? Yah begitulah adegan romantis dalam sinema FTV di TV yang sering aku lihat. “Hemmm, romantis banget, pasti seneng banget kalau aku bisa jadi kaya si cewek”. Sambil makan beberapa cemilan yang aku beli waktu pulang dari kampus, aku duduk di depan TV kos sambil menikmati FTV. Seandainya ulang tahunku bisa seromantis itu. Aku mulai berkhayal ini dan itu, seandainya ini dan seandainya itu.
Jangankan bertingkah romantic, untuk menjalani kehidupan normal layaknya orang pacaran saja kami jarang. Abnormal? Hemmm…. Entahlah, biar itu menjadi teka-teki sampai suatu hari nanti.
Selama empat tahun kami berpacaran, ada beberapa momen ulang tahun yang sudah kami lewati berdua. Namun yag paling berkesan menurutku adalah pada saat merayakn ulang tahunku yang ke 20 tahun. Setelah sebelumnya dia bilang “aku belum bekerja apalagi punya penghasilan sendiri, aku tidak bisa memberimu hadiah”, tepat satu minggu setelah tanggal hari ulang tahunku dia menjemputku untuk pergi keluar. Seperti biasa, dia membawa gitarnya dan selalu aku yang bawa istri keduanya itu. Entah direncanakan atau tidak, dia mengajakku untuk duduk di pinggiran rel di stasiun. Aku suka melihat kereta api, mendengar suara kereta, dan melihatnya dari dekat. Dan di sini lah aku bisa melihat besi bermesin dan panjang itu.
Perlahan-lahan laki-laki itu mengeluarkan gitarnya. Di petiknya dengan lembut dan menghasilkan nada-nada yang indah yang sangat nikmat didengarkan. Yap.. malam itu dia membuka momen romantis itu dengan lagu dari Andra and the backbone yang berjudul ‘Tak Ada yang bisa’
“Saat ku pejamkan kedua mataku,
Dan kubayangkan, disampingmu
Ku rasakan selalu hangatnya pelukmu…
Tak ada yang bisa, menggantikan dirimu
Tak ada yang bisa, membuat diriku..
Jauh darimu…”
Satu lagu romantis dari band tersebut selesai dinyanyikan. Sementara dua kereta api sudah melintas di atas rel yang berada kurang lebih 7 meter dariku, aku masih terpaku dan tersenyum bahagia melihat nya. “Sekarang dengarkan ya, ini kado buat ulang tahunmu hari ini”.
Mas Fuad mulai memetik gitar kesayangannya itu lagi dan menyanyikan lagu yang dia ciptakan seniri khusus untuk ku yang sedang berulang tahun pada hari itu.
“akhirnya, kutemukan dirimu..
Cinta yang selalu aku tunggu

Akhirnya, Tuhan kabulkan do’aku
Sekarang ku miliki dirimu
Tuk mengisi hariku

Hari ini, ku ucapkan Selamat Ulang Tahun
Lagu ini ku ciptakan, sebagai kado sayang
Semoga dirimu
Kan setia tuk mengisi hariku
Hingga akhir nafasku

Telah lama, kita jalani bersama
Suka duka kita nikmati berdua
Semoga dihari indah ini
Cinta kita kan semakin bersemi
Selamanya, abadi”

“Selamat Ulang tahun sayang”, ucapnya dengan tersenyum. Aku suka sekali melihat dia tersenyum. “Sekarang giliran yang berulang tahun yang menyanyi dong, ayo nyanyi” pintanya.
Senangnya pada malam itu sungguh tidak terkira rasanya. Suasana romantis itu aku nikmati dengan menyanyikan lagu ‘sempurna’ milik andra. Suasana romantis yang sering digambarkan di FTV atau cerita-cerita yang sering aku dengar di kampus ternyata masih kalah dengan malam itu. Ya.. itu adalah salah satu sisi lain dari mas Fuad, dibalik sikap yang cuek dan (hampir) tidak pernah menampakkan sifat romantis karena tertutup dengan sikap yang (sok) Rocker-nya itu.
Selama empat tahun ini pun sudah banyak kejadian yang kita alami bersama, ibarat rasa kalau waktunya manis, rasanya manis banget. Tapi waktu sedang pahit ya pahit banget. Ibaratnya kopi hubungan kita itu memang terasa pahit kalau diminum cepet-cepet, tapi kalau dinikmati secara perlahan dengan menghirup aromanya, disruput secara pelan-pelan pasti akan terasa nikmat, meskipun di dasar gelas banyak endapan kopi yang sudah pasti pahit. Dan justru hal seperti itulah yang kita jaga dan kita rasakan, meskipun sudah berjalan lama banget, tapi rasanya masih nikmat aja ngejalaninnya. Malah sampai sekarang aku sendiri kalau ketemu mas Fuad masih suka deg-deg an kaya orang yang lagi pedekate.hehe Kata sahabat ku itu malah bagus, katanya dengan begitu hubungan kami akan selalu terjalin. Amin ya robbal alamin.