malam minggu II
“Selamat Ulang tahun ya sayang, I
Love You”, kata seorang cowok pada kekasihnya sambil memberikan bingkisan manis
dengan suasana Candlelight dinner
yang dipersiapkan khusus untuk sang cewek. Kecupan sayang mendarat manis di
dahi si cewek. It’s so romantic, isn’t
it? Yah begitulah adegan romantis dalam sinema FTV di TV yang sering aku
lihat. “Hemmm, romantis banget, pasti seneng banget kalau aku bisa jadi kaya si
cewek”. Sambil makan beberapa cemilan yang aku beli waktu pulang dari kampus,
aku duduk di depan TV kos sambil menikmati FTV. Seandainya ulang tahunku bisa
seromantis itu. Aku mulai berkhayal ini dan itu, seandainya ini dan seandainya
itu.
Jangankan bertingkah romantic, untuk
menjalani kehidupan normal layaknya orang pacaran saja kami jarang. Abnormal?
Hemmm…. Entahlah, biar itu menjadi teka-teki sampai suatu hari nanti.
Selama empat tahun kami berpacaran,
ada beberapa momen ulang tahun yang sudah kami lewati berdua. Namun yag paling
berkesan menurutku adalah pada saat merayakn ulang tahunku yang ke 20 tahun.
Setelah sebelumnya dia bilang “aku belum bekerja apalagi punya penghasilan sendiri, aku
tidak bisa memberimu hadiah”,
tepat satu minggu setelah tanggal hari ulang tahunku dia menjemputku untuk
pergi keluar. Seperti biasa, dia membawa gitarnya dan selalu aku yang bawa
istri keduanya itu. Entah direncanakan atau tidak, dia mengajakku untuk duduk
di pinggiran rel di stasiun. Aku suka melihat kereta api, mendengar suara
kereta, dan melihatnya dari dekat. Dan di sini lah aku bisa melihat besi
bermesin dan panjang itu.
Perlahan-lahan laki-laki itu
mengeluarkan gitarnya. Di petiknya dengan lembut dan menghasilkan nada-nada
yang indah yang sangat nikmat didengarkan. Yap.. malam itu dia membuka momen
romantis itu dengan lagu dari Andra and the backbone yang berjudul ‘Tak Ada
yang bisa’
“Saat ku pejamkan kedua mataku,
Dan kubayangkan, disampingmu
Ku rasakan selalu hangatnya pelukmu…
Tak ada yang bisa, menggantikan
dirimu
Tak ada yang bisa, membuat diriku..
Jauh darimu…”
Satu lagu romantis
dari band tersebut selesai dinyanyikan. Sementara dua kereta api sudah melintas
di atas rel yang berada kurang lebih 7 meter dariku, aku masih terpaku dan
tersenyum bahagia melihat nya. “Sekarang dengarkan ya, ini kado buat ulang
tahunmu hari ini”.
Mas Fuad mulai
memetik gitar kesayangannya itu lagi dan menyanyikan lagu yang dia ciptakan
seniri khusus untuk ku yang sedang berulang tahun pada hari itu.
“akhirnya, kutemukan
dirimu..
Cinta yang selalu
aku tunggu
Akhirnya, Tuhan kabulkan
do’aku
Sekarang ku miliki
dirimu
Tuk mengisi hariku
Hari ini, ku ucapkan
Selamat Ulang Tahun
Lagu ini ku
ciptakan, sebagai kado sayang
Semoga dirimu
Kan setia tuk
mengisi hariku
Hingga akhir nafasku
Telah lama, kita
jalani bersama
Suka duka kita nikmati
berdua
Semoga dihari indah
ini
Cinta kita kan
semakin bersemi
Selamanya, abadi”
“Selamat Ulang tahun
sayang”, ucapnya dengan tersenyum. Aku suka sekali melihat dia tersenyum. “Sekarang
giliran yang berulang tahun yang menyanyi dong, ayo nyanyi” pintanya.
Senangnya pada malam itu sungguh
tidak terkira rasanya. Suasana romantis itu aku nikmati dengan menyanyikan lagu
‘sempurna’ milik andra. Suasana romantis yang sering digambarkan di FTV atau
cerita-cerita yang sering aku dengar di kampus ternyata masih kalah dengan
malam itu. Ya.. itu adalah salah satu sisi lain dari mas Fuad, dibalik sikap
yang cuek dan (hampir) tidak pernah menampakkan sifat romantis karena tertutup
dengan sikap yang (sok) Rocker-nya
itu.
Selama empat tahun ini pun sudah
banyak kejadian yang kita alami bersama, ibarat rasa kalau waktunya manis,
rasanya manis banget. Tapi waktu sedang pahit ya pahit banget. Ibaratnya kopi
hubungan kita itu memang terasa pahit kalau diminum cepet-cepet, tapi kalau
dinikmati secara perlahan dengan menghirup aromanya, disruput secara
pelan-pelan pasti akan terasa nikmat, meskipun di dasar gelas banyak endapan
kopi yang sudah pasti pahit. Dan justru hal seperti itulah yang kita jaga dan
kita rasakan, meskipun sudah berjalan lama banget, tapi rasanya masih nikmat
aja ngejalaninnya. Malah sampai sekarang aku sendiri kalau ketemu mas Fuad
masih suka deg-deg an kaya orang yang lagi pedekate.hehe Kata sahabat ku itu
malah bagus, katanya dengan begitu hubungan kami akan selalu terjalin. Amin ya
robbal alamin.